Tugas Ke - 5
KAPITA SELEKTA, 26
September 2013
Pembicara : Mr. Irwan
Julianto
Judul : The power of
media : Use & Abuse
Pada dasarnya media sosial merupakan
bagian dari media baru (New Media) dimana, media yang isinya diciptakan dan
didistribusikan lewat interaksi sosial. Sebelum membahas lebih jauh lagi
mengenai media baru ataupun media sosial, lebih baik kita mengenal dahulu
berbagai macam media lama antara lain; koran, majalah, buku, radio, televisi,
dan film. Pesan yang tadinya hanya searah (one
to many) lama kelamaan berubah menjadi semakin interaktif (many to many).
Guttenberg
merupakan salah satu pencetus terjadinya revolusi dunia dan sangat berjasa
dalam pengembangan media lama dimana ia mampu menemukan alat mesin cetak.
Menurut
Bapak Irwan Julianto yang didaulat sebagai pembicara dalam kelas Kapita Selekta
minggu lalu pun turut menyampaikan tentang The Power of Media : Use and Abuse bahwa media bisa diibaratkan bak
sebilah pisau dimana memiliki sisi positif (memberi informasi pada banyak
orang) dan sisi negatif (mampu menjadi provokatif atau manipulator). Oleh
karena itu, media sebagai arus utama harus dianggap sebagai mitra bukan musuh
dimana wartawan pun dididik untuk skeptis dan kritis.
Saat
adanya persaingan online, media cetak seperti kompas, tempo, dan pos kota
membuat media tersebut berubah menjadi online.
Menurut
Straubhaar et al. (2012:20-24), ciri-ciri media baru, ada enam:
1)
Digital : digitisasi terbukti dapat
meningkatkan kualitas transmisi
2)
Interactive (Interaktif) : Sekarang ada TV, iklan,
website interaktif
3)
Social media (Media sosial) : Yaitu media yang
isinya diciptakan dan didistribusikan lewat interaksi sosial.
4)
Asynchronous
Communication (Komunikasi asinkronik) : Konsumsi
media bisa dilakukan sesuai waktu yg enak bagi tiap orang
5)
Narrowcasting (Menyebar secara sempit) : Kini program
siaran TV dan radio dapat dipesan secara
khusus sesuai selera pribadi-pribadi.
6)
Multimedia : Media-media lama seperti surat kabar
dan majalah kini dapat menciptakan platform multimedia dengan video on demand, jurnalisme warga (citizen journalism) dan lain-lain.
Selain
itu, beliau pun menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat sebuah fakta atau
peristiwa sebagai berita:
u Drama, konflik, bencana, emosi
u Relevan bagi banyak orang
u Hal-hal baru, kontroversial
u Detail, angka-angka
u Gambar/video dan narasi yang baik
u Tak sekadar ”Bad news is good news”
u Siaran pers: jatahnya keranjang
sampah!
u Bukan cuma fakta, kini utamanya
MAKNA
Saat
ini masyarakat Indonesia berada diposisi kedelapan sebagai pengguna media sosial
terbanyak didunia. Dimana diketahui melalui data yang lebih rinci hingga tahun
2012 (Nugroho dan Syarief, 2012) antara lain;
u Pengguna Twitter > 19,5 juta akun
u FaceBook: 42,5 juta
u Blog: 5,3 juta
Jumlah diatas akan terus bertambah semakin pesat seiring semakin tingginya teknologi dan kecenderungan masyarakat Indonesia yang mengikuti arus teknologi termasuk penggunaan social media. Di bawah ini kami berikan gambaran mengenai seberapa besar peran masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial :
Kesimpulan :
Menurut
kelompok kami, media sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat digunakan
untuk hal yang baik dan negatif, disatu sisi menyampaikan pembaharuan informasi
tetapi disatu sisi terkesan skeptis, kritis, sadis dan sinis.Sehingga
sebagai masyarakat kita harus menyaring informasi secara bijak agar tidak
terhasut ataupun terpancing dengan berita yang ada. Selain itu media baru dan media sosial memiliki dampak yang luar biasa ketimbang media mainstream. Media sosial dan media baru memiliki pengaruh yang lebih kuat di era teknologi yang semakin pesat ini.
Sekilas tentang
pembicara :
Mr. Irwan Julianto is
a senior journalist of KOMPAS Morning Daily, Jakarta, Indonesia, specializing
in public health and science. he joined KOMPAS since 1981 and became
Editor of Science and Health in 1992. Now, he is in charge for the
Editorial and Opinion page. He is a biologist in training and has earned Master
of Public Health from Harvard University, Boston in 1997 with scholarship from
the Ford Foundation, since he participated in establishing a serial training on
AIDS and compassionate journalism for Indonesian journalists which was
supported by the foundation. In Harvard, he received Francois Xavier Bagnoud Essay
Award for Health and Human Rights for his essay on street children and
their vulnerability towards HIV/AIDS from the late Prof. Jonathan Mann. He is
now also a member of the National Commission on Ethics of Health Research. Mr.
Julianto joins ALERTAsia Supervisory Board in 2008.
0 comments:
Post a Comment