Tugas Ke – 9
Kapita Selekta, 7 November 2013
Pembicara : Mr. Tri Agung Kristanto
Judul : Politik dan Hukum di Indonesia
Kelas
kapita selekta yang berlangsung pada minggu pertama bulan November, tepatnya
tanggal 7 November 2013 tidaklah berlangsung seperti biasanya di mana kelas
kami ternyata di gabung dengan anak kelas kapita selekta yang pagi sehingga
suasana kelas menjadi lebih meriah dan seru. Terlebih dengan munculnya bapak
Tri Agung Kristanto (selaku wartawan kompas yang pernah menggeluti rubrik
politik) di kelas kami saat itu untuk menjelaskan beberapa hal seputar
informasi mengenai dunia politik khususnya di negara Indonesia seakan mampu
menambah wawasan dan pengetahuan kami akan dunia politik.
Akan
tetapi, yang menjadi pertanyaan dalam masalah ini adalah apakah politik sudah
digunakan demi kesejahteraan rakyat khususnya di negara Indonesia?
Melihat berbagai
pertimbangan mengenai dunia politik yang telah menjadi sorotan dan bahan
pemberitaan oleh media massa, sepertinya politik di Indonesia belum melakukan
hal tersebut demi kesejahteran rakyat. Sebut saja salah satu contoh kasus yang
menjadi bukti nyata dari anggapan tersebut ialah mengenai kasus korupsi. Di
mana kian lama kian berkembang dan sulit untuk ditangani oleh negara Indonesia
walaupun sudah ada berbagai upaya pemerintah untuk menangani kasus ini seperti
dibentuknya lembaga KPK namun, kasus ini terus menjadi topik pemberitaan yang
tak kunjung habis oleh media massa.
Kasus
korupsi biasanya melanda hampir sebagian besar orang yang memiliki kekuasaan
entah itu dilihat dari jabatan atau melimpahnya harta kekayaan mereka, yang
jelas mereka adalah orang yang telah menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan
pribadi sehingga hal tersebut seringkali merugikan orang-orang kecil. Bahkan
kini, masyarakat sudah bosan akan pemberitaan tersebut. Lembaga pemerintahan
seperti DPR, Polisi, Partai politik menjadi 3 lembaga yang sering terdengar
jika membicarakan kasus korupsi di Indonesia. Pada bulan April 2014, masyarakat Indonesia
akan mengikuti pemilihan legislatif yaitu pemilihan DPR, DPD dan DPRD Provinsi.
lalu akan dilanjutkan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden pada tanggal
9 Juli 2014.
Kelompok
kami Sependapat dengan bapak Tri Agung
Kristanto yaitu, 'Stigma' korup di tubuh partai menjadikan dilema dalam
pemilihan umum 2014 mendatang. Belum lama terjadi kasus tertangkap tangannya M
Akil Mochtar, Ketua Mahkamah Konstitusi dalam kasus suap Pilkada Bupati Lebak
melibatkan sejumlah nama seperti Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) yang merupakan
adik Gubernur Banten dan Ratu Atut Choisyah. Selain Gubernur Banten, Ratu Atut adalah
tokoh perempuan Partai Golkar. Masih dalam kaitan kasus ini, Partai Golkar juga
distigmakan sebagai partai korup, karena Chairun Nisa, tokoh wanita Patai
Golkar Kalimantan Tengah ini adalah juga anggota DPR Partai Golkar. Chairun
Nisa diduga ikut terlibat dalam kasus suap sengketa Pilkada Bupati Gunung Mas,
Kalteng.
Stigma
korup juga dicap kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). KPK
menyatakan 15 kader partai ini terlibat dalam kasus korupsi pemilihan Deputy
Gubernur Bank Indonesia (BI) di antaranya Panda Nababan, Dudhi Makmun Murod,
Agus Chondro dan Willem Tutuarima. Stigma PDIP sebagai partai korup juga
berkembang di daerah-daerah setelah sejumlah kadernya yang menjabat sebagai
bupati/walkota hingga gubernur dicokok KPK karena terlibat kasus korupsi.
Kemudian,
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) turut mendapat stigma sebagai partai korup
dalam kasus impor sapi. Presiden PKS M Lutfhi Hassan ditangkap dan saat ini
sedang menjalani sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Bersama M Lutfhi Hassan,
juga dijadikan tersangka Fathanah, orang dekat Lufhi Hassan dan sering
berhubungan baik dengan politisi PKS.
Stigma
tersebut akan berdampak pada partai politik tersebut. Sejumlah survei dan jajak
pendapat yang dilakukan lembaga survei antara lain menggambarkan dampak
tersebut. Pemberitaan yang gencar terhadap kasus korupsi yang melanda kader
Partai membuat tingkat elektabilitas partai menurun drastis.
Ketika
membahas tentang pemilihan umum lebih dalam, terjadilah interaksi diantara
beliau dengan para mahasiswa di mana ada seorang mahasiswa yang merasa
penasaran dan bertanya "Siapakah sosok calon presiden yang sekiranya akan
dipilih oleh beliau pada tahun 2014 nanti ? Dan bagaimana dengan sosok seorang
Jokowi?" Namun, beliau hanya menjawab dengan berkata : "Itu rahasia
dong! Dan saya sendiri tidak tahu pasti apakah Jokowi bisa menjadi sosok
presiden tahun depan. Akan tetapi, saya sangat berharap setiap mahasiswa di
kelas ini yang telah memiliki hak memilih untuk tetap melakukan pemilihan
presiden tahun depan karena bagaimanapun suara anda akan menjadi hal yang
sangat penting dan berharga dalam menentukan sosok presiden tersebut."
Begitulah pesan terakhir beliau sebelum menutup kelas kapita selekta itu.
SEKILAS MENGENAI PEMBICARA : TRI AGUNG KRISTANTO
Jurnalis Harian di Kompas, merupakan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada.
SEKILAS MENGENAI PEMBICARA : TRI AGUNG KRISTANTO
0 comments:
Post a Comment